Sebuah tindakan yang benar bagi orangtua yaitu mendeteksi dan mengenali jika anak mengkonsumsi narkotika. Tidak sedikit orangtua yang tak tahu, yang karenanya tak bisa menolong buah hati mereka agar bisa mengakhiri konsumsi narkoba. Bila diketahui dari dini, maka para orang tua berkesempatan membantu menghentikan penggunaan narkoba.
Berbagai tanda dan ciri yang bisa diperhatikan apabila orangtua merasa curiga jika anak mereka menggunakan narkoba diantaranya : cemas dan panik, mual muntah, halusinasi atau tertawa sendiri, tekanan darah meningkat, mata merah, dan sering lupa. Akan tetapi, efek tadi hanya sementara yang adakalanya terjadi cuma beberapa jam. Untuk orangtua dimana anak mereka tak tinggal serumah tentu cukup sulit untuk mendeteksi gejala tersebut.
Di samping beberapa gelaja tadi, perubahan tingkah-laku pun merupakan ciri khusus anak pecandu narkoba. Kecuali memperhatikan tanda, gejala, dan perubahan tingkah-laku Anak, aspek lain yang bisa diambil yaitu menemukan tempat tersembunyi yang boleh jadi dikunjungi anak ketika menggunakan narkoba.
Penanganan Anak Pecandu Narkoba
Melihat kenyataan anak sebagai pecandu narkoba tentu membuat sedih dan marah. Namun nasi telah menjadi bubur, langkah terbaik bagi orangtua adalah segera mengambil tindakan yang diperlukan. Berikut langkah-langkah yang perlu diambil jika mengetahui anak menggunakan narkoba :
- Musyawarahkan dengan istri atau suami : tatkala tahu anak mengkonsumsi narkoba, orangtua jelas terkejut dan beraneka perasaan tak menentu pun muncul. Hanya saja, memperlihatkan amarah di depan anak malah akan mengakibatkan anak makin tak nyaman lalu menolak semua bentuk komunikasi dengan orangtua. Menangani anak sebagai pecandu narkoba membutuhkan ‘strategi’ supaya keadaan tak kian parah. Musyawarahkan bersama istri atau suami mengenai tindakan yang harus dilakukan. Orangtua dapat saling berbagi tugas dalam menjelaskan situasinya kepada anak. Tinggalkan kebiasaan menyalahkan siapapun baik kepada anak maupun pasangan.
- Musyawarahkan dengan anak : sesudah orangtua mengecek jika anak memang menggunakan narkoba, ada baiknya cepat dibicarakan. Jauhi melakukan konfrontasi kepada anak, namun orangtua harus membicarakan hal tersebut secara baik-baik dengan anak. Termasuk yang dapat dicoba dalam memfasilitasi diskusi dengan anak yaitu mengenal pergaulannya. Orangtua bisa mengawalinya dari teman-teman terdekatnya untuk diajak berdiskusi. Sehingga, orangtua menjadi paham bagaimana pergaulan anaknya, kegiatan sehari-hari di luar rumah, dan banyak lagi.
Tahapan Rehabilitasi
Anak yang kecanduan narkoba harus memperoleh perawatan dari ahli yang kompeten. Orangtua bisa mendampinginya berkonsultasi dengan psikiater. Dalam tahapan rehabilitasi, anak tentu harus dilibatkan dalam membuat keputusan sehingga dia merasa dihargai. Tiap kali berkunjung ke panti rehabilitasi atau ke dokter, orangtua harus menanyakan kepada anak mengenai apakah ia nyaman dan lebih baik selama proses rehabilitasi.
Dalam beberapa minggu awal rehabilitasi mungkin menjadi waktu yang sulit untuk dijalani sebab tubuh anak yang biasa mengkonsumsi narkoba akan memerintahkan otak agar mengkonsumsi narkoba lagi. Kondisi itu biasa dinamakan putus obat atau sakau. Efek fisik dan mental ketika kondisi tersebut bisa cukup mengganggu sehingga mengakibatkan anak tak nyaman. Orangtua bisa mendiskusikan situasi tersebut dengan dokter. Dalam tahapan rehabilitasi tersebut, anak mungkin juga akan diberikan beberapa obat dengan tujuan mengontrol depresi, stres, masalah tidur, mual dan muntah, serta beberapa efek yang lain. Tentu saja pemakaian obat-obatan tersebut harus mengikuti instruksi yang diberikan dokter psikiatri.
Sesudah menuntaskan ‘ketergantungan’ akan narkoba, tahapan rehabilitasi berlanjut dengan berkonsentrasi pada aspek edukasi, konseling, serta support. Orangtua pun bisa ikut-serta dalam beberapa kelas psikolog dalam membantu anak cepat pulih. Anak pada masa rehabilitasi narkoba akan menginginkan dukungan serta kasih sayang orangtua dan seluruh anggota keluarganya.