QS. Al Waqiah merupakan surat ke 56 dalam Al-Quran yang membahas tentang keniscayaan di hari kiamat. Bacaan surat al waqiah sangat agung sampai-sampai Rasulullah menjadi merenaung setelah mendapatkan wahyu surat ini. Sebagimana tertuang dalam hadist yang diriwyatkan Tirmidzi bahwa Abu Bakar RA bertemu dengan Nabi Muhammad, kemudian Ia mengatakan yang artinya:
“Wahai Rasulullah, Anda tampak lebih tua dan beruban.” Ujar Abu Bakar
Dan Rasulullah SAW menjawab :
“Saya telah dibuat oleh surat Hud, Al-Waqiah, Al-Mursalat, Amma Yatasan Alun (An-Naba), dan Izasy-Syamsu Kuwwirat (Asy-Syam),” (H.R. Tirmidzi)
Sura Al-Waqiah merupakan surat makiyyah karena diturunkan di Mekkah, mengandung 96 ayat, 370 huruf dan 1756 kata. Rasulullah SAW kerap membaca surat ini ketika menunaikan sholat dua rakaat, sebagaiman hadist yang diriwayatkan Ahmad, yang artinya sebagai berikut :
“Kadang kala beliau SAW membaca surat Al-Waqiah dan yang semisalnya selama dua rakaat,” (H>R> Ahmad)
Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah
Di dalam suatu riwayat, dikemukakan bahwa ketika turun surat Al-Waqiah ayat 11-14 sampai ayat “stulatun minal awwalin waqolilun minal akhirin””(segolongan besar dari orang – orang yang terdahulu dan segolongan kecil orang –orang yang kemudian {yang masuk surga})mendengar ini sebagian kaum muslimin merasa tidak gembira. Karenanya turunlah ayat berikutnya, “tsulatun minal awwalina wastulaltun minal akhirin”(QS.56 :39-40) yang menegaskan bahwa pada zaman awal Islam muncul sampai hari akhir dari Kaum Muslimim banyak menjadi ahli surga. (diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim dan terdapat sanad yag tidak dikenal yang bersambung dari Abi Hurairah).
Selanjutnya dalam suatu riwayat dikemukakan ketik turun ayat “idza waqa’atil waqi’ah dan didalmnya diternagkan “tsullatun minal awwalin, waqalilun, minal akhirin” (QS. 56 : 13-14) Umar bin Khattab berkata:
“Ya Rasulullah! Tsullatun minal awwalin wa qalilun minna?”
Selama satu tahun kemudian, baru turunlah ayat ebrikutnya yaitu ayat 39-40 yang menegaskan bahwa segolongan besar dari orang – orang terdahulu dan segolongan besar orang –orang yang hidup kemudian (yang masuk surga). Saat itu Rasulullah memanggil Umar : Hai Umar! Mari dengarlah apa yang telah diturunkan Allah :”Tsullatun minal awwalin wa tsullatun minal akhirin” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir di dalam Tarikh dimasyq dengan sanad yang diragukan dari ‘Urwah bin Ruwaim yang bersumber dari Jabir bin Abdillah)
Dikutip dari pecihitam.com, berikut adalah ayat 27, 28, 29 QS. Al-Waqiah dan terjemahannya :
(27) وَأَصْحٰبُ الْيَمِينِ مَآ أَصْحٰبُ الْيَمِينِ
(28) فِى سِدْرٍ مَّخْضُودٍ
وَطَلْحٍ مَّنضُود (29)
Artinya :
- Dan golongan kanan alangkah bahagianya golongan kanan itu. (QS 56 : 27)
- Berada diantara ponon bidara yang tidak berduri (QS 56 : 28)
- Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) (QS 56 : 29)
Di dalam suatu riwayat dikatakan bahwa setelah Rasulullah SAW mengizinkan orang – orang Thaif menguasai lembah yang indah dan bersarang madu, mereka mendengar bahwa surga itu serba indah. Mereka berangan-angan untuk memiliki lembah di surge seperti yang dimiliki waktu itu. Karenanya turunlah ayat ini (QS. 56 :27-29) yang menggambarkan kehidupan di surga na’im yang disediakan bagi golongan “kanan”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Urwah bin Rawaim (tapi mursal) dan diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur di dalam susunannya dan Al-BAihaqi dalam kitab Al-Ba’ts yang bersumber dari ‘Atha” dan Mjahid).